expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 07 Mei 2015

KEBIASAAN 4


KEBIASAAN 4
BERFIKIR MENANG/MENANG
“hidup ini ibarat buffet dimana segalanya boleh kamu makan”
Berfikir menang/menang adalah sikap terhadap kehidupan. Suatu cara berfikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang dan kamupun bisa menang. Bukannya saya atau kamu, melainkan sama-sama.
Berfikir menang/menang adalah landasan untuk bergaul akur dengan orang lain. Ini dimulai dengan keyakinan bahwa kita semua sama, bahwa tidak ada orang yang lebih rendah atau lebih unggul dari yang lain, dan tidak ada yang perlu lebuh rendah atau lebuh unggul dari yang lain.
Mungkin kamu bilang, “yang benar saja, nyatanya kamu tidak begitu kok. Dunia ini kan sangat kompetitif. Mana mungkin semua orang menang. Tapi ternyata itu tidak benar. Hidup ini sebenarnya bukan begitu. Hidup ini sebenarnya bukan soal berkompetisi atau mengungguli orang lain, atau masuk 95 besar. Mungkin begitu dalam bisnis, olahraga, dan sekolah, tetapi itukan lembaga-lembaga yang kita ciptakan. Yang pasti dalam hubungan tidak begitu. Hidup ini terdiri dari hubungan-hubungan yang kita jalin.
Jadi, marilah kita telaah ide aneh yang disebut berfikir menang/menang ini. Dari pengalaman saya rasa cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menelaah apa yang bukan berfikir menang/menang. Menang/menang bukanlah menang/kalah, kalah/menang, atau kalah/kalah semuanya ini adalah sikap yang umum tetapi tidak baik terhadap kehidupan. Mari kita telaah satu persatu.
Ø  Menang/kalah
Menang/kalah itu penuh dengan kebanggaan. Kata C.S. Lewis, “kebanggan bukanlah mendapatkan kesenangan karena memiliki sesuatu, melainkan karena memiliki banyak ketimbang orang lain... perbandingan yang membuat kamu bangga, kesenangan karena unggul dibandingkan dengan yang lain.
Jangan berkcil hati kalau sesekali kamu berfikir menang/kalah, karena kita telah dilatih unutk berfikir seperti itu semenjak kecil.
Setelah dibesarkan di dunia seperti itu, anehkah kalau kita yang lainnay memandang hidup ini sebagai kompetisi dan bahwa yang penting adalah menang? Anehkah kalau kita sering menengok ke sekeliling kita unutk melihat dimana peringkat kita pada tiang totemnya? Untungnya kita bukan korban. Kita ounya kekuatan unutk bersikaf proaktif dan mengatasi semua pengkondisian menang/kalah.
Sikap menang/kalah itu banyak cirinya. Antara lain sebagai berikut
1.      Menggunakan orang lain, baik secara emosional maupun secara fisik, demi tujuan sendiri yang egois.
2.      Berusaha maju atas pengorbanan orang lain.
3.      Menyebarkan kabar burung tentang ornag lain (seolah-olah dengan mengejek orang lain, kamu jadi terangkat)
4.      Selalu memaksakan kehendak tanpa memusingkan perasaan orang lain.
5.      Menjadi cemburu dan iri kalau sesuatu yang baik terjadi pada seseorang yang dekat denganmu.

Ø  Kalah/menang
Dengan bersikap kalah/menang, kamu akan berulang-ulang membangkitkan ekspektasi yang rendah dan mengkompromikan standar-standarmu. Mengalah terhadap tekanan esama adalah kalah/menang.
Kalu kamu menganut sikap kalah/menang terhadap kehidupan, maka orang-orang akan menginjak kamu. Dan itu sungguh menyebalkan. Kamu akan memendam perasaanmu yang sesungguhnya. Dan itu tudak sehat.
Menang, kalah itu ada saatnya. Kalah/menang boleh-boleh saja kalau masalahnya tidak terlalu penting bagimu, seperti kalau kamu dan adikmu tidak sependapat dalam berbagi uang jajan. Mestinya kamu lebih berfikir dewasa biarlah adikmu menang dan itu akan menjadi simpanan dalam hubungan tiap-tiap orang. Pokoknya pastikan agar kamu pegang prinsip dalam hal-hal penting.
Kalau kamu terperangkap dalam hubungan yang melecehkan, kamu bersikap kalah/menang. Pelecehan adalah siklus yang tiada habis-habisnya dari bertengkar dan berdamai, bertengkar dan berdamai. Tidak pernah menjadi lebih baik. Tak ada untungnya bagim sama sekali, dan kamu perlu keluar dari sana. Jangan pikir bahwa entah bagaimana peleceha itu adalah salahmu sndiri atau bagaimana kamu memang pantas dilecehkan. Begitulah cara berfikir yang keset kaki. Tidak seorangpun pantas dilecehkan.
Ø  Kalah/kalah
Kalah/kalah mengatakan, “Kalau aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh, bung”. Toh, orang-orang sengsara pasti senang ditemani. Perang adalah contoh yang baik dalam hal ini. Renungkanlah siapapun yang membunuh orang paling banyaklah yang menang perang. Itu kedengarannyatidak ada yang menang sama sekali. Balas dendam juga kalah/kalah. Dengan menuntut balas, kamu mungkin berfikir kamumenang, sebenarnya kamu hanya melukai diri sendiri.
Kalah/kalah biasanya kalau dua orang menag/kalah bertemu. Kalau kamu ingin menang denagnsegala cara, dan orang yang satunya juga begitu, kamu berdua akan sama-sama kalah.
Kalah/kalah juga bisa terjadi kalau seseorang menjadi terobsesi dengan orang lain dengan cara yang negatif. Ini terutama akan terjadi dengan dengan mereka yang paling dekat dengan kita.
Ø  Menang/menang
Menang/menang adalah keyakinan bahwa semua orang bisa menang. Bersikap baik sekaligus tegas. Saya tidak akan menginjak kamu, tetapi saya juga tidak mau jadi keset kakimu. Kamu peduli terhadap orang lain dan kamu ingin mereka sukses. Tetapi kamu juga peduli terhadap diri sendiri, dan kamu juga ingin sukses. Menang/menang itu berlimpah. Ini adalah keyakinan bahwa sukses itu banyak sekali. Bukannya kamu atau saya. Melainkan kita sama-sama. Bukannya siapa yang mendapatkan potongan yang lebih besar. Makanannya lebih dari cukup unutk semua orang. Ibara buffet dimana segalanya boleh kamu makan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar